Monday, 13 June 2016

Sekilas Ceritaku: Menyapih Dengan Cinta

Sumber gambar: di sini

Menyapih dengan cinta atau weaning with love adalah artikel yang banyak dimuat di fb AIMI ataupun blog. Saat membaca artikel tentang WWL ini saya langsung jatuh hati.

Kenapa ????

Karena dalam WWL itu kuncinya adalah KERELAAN ibu dan anak dalam mengakhiri fase menyusui. Nah.. Yang namanya kerelaan tentu dilakukan tanpa adanya pemaksaan, seperti pemberian jamu pahit di sekitar aerola ibu. Hal ini sama saja dengan merebut apa yang menjadi hak anak.

Saya sempat membaca beberapa tips dalam menyapih dan beberapa tips tersebut telah saya praktekan, antara lain :

1. Kurangi frekuensi menyusui
Saya lakukan hal ini secara bertahap sejak usia el 20 bulan, saya mulai menjeda menyusui sampai 3 jam, terutama pada saat siang hari. Saya tidak menawarkan asi, tapi saya juga tidak menolak saat diminta oleh el.

2. Menambah frekuensi MPASI
Saat siang hari biasanya saya sediakan snack diantara jeda waktu makan. Snack yang saya siapkan yang simpel2, kolak, kacang hijau, jus dan seringkali hanya buah.

3. Tetapkan tempat menyusui
Selama ini saya selalu menyusui di kamar atau dlm kendaraan jika sedang dlm perjalanan. Hal ini berguna agar anak tidak meminta susu di sembarang tempat dan mengajarkan anak tentang peraturan.

4.  Tunjukkan perhatian dan kasih sayang
Dalam proses menyapih, tetaplah berada di dekat anak, mengelus, mengecup dan menyayangi anak agar anak tetap merasa kita menyayanginya meskipun tidak memberi asi.

5. Bulatkan tekad
Jika ibu dan anak siap, barulah menyapih. Jika masih ragu lebih baik ditunda. Karena keraguan kita akan terbaca anak dan anak menjadi tidak rela disapih. Waktu el disapih hari ke 3, tiba2 baju saya ditarik dan bilang mimik ma...mimik...lalu saya tawarkan jus jambu yang merupakan kesukaannya, akhirnya el melepas pegangan baju saya dan meminum jusnya. Hehe.. Jadi harus kuat yah mam..walaupun dirayu sama anak..

6. Berikan penjelasan kepada anak
Saya sounding sejak el 21 bulan. Setiap mau tidur saya usap2 sambil bilang, el sudah besar, giginya sudah banyak, sudah bisa makan macam2 yah.. Mama senang el maemnya banyak, minumnya juga sudah macem2 yah..minum teh, jus, dll (sebut kesukaan anak). Nanti kalau el ulang tahun, el akan tiup lilin. Nah, artinya el sudah besar dan bisa minum dari gelas seperti...(sebut nama kakak atau nama teman mainnya).

7. Libatkan suami
Karena proses menyapih ini memerlukan dukungan dari suami, terutama karena anak akan terbangun selama berkali2. Maka tetapkan waktu yang nyaman bagi semua pihak.

Pada awalnya saya ingin menyapih el saat usia 2 tahun, tapi akhirnya saat el usia 23 bulan el telah menyapih dirinya sendiri. Cerita awalnya bermula saat el terkena flu singapore akhir mei 2016 lalu, yang berakibat el tidak bisa makan selama 3 hari. Dan selama 3 hari itu saya menggunakan pipet obat untuk memberi minum dan obat. Itupun harus ditelan sambil berurai air mata. Sedih sekali rasanya. Dan saat hari ke 5, el sudah bisa menelan makanan namun masih belum berani asi. Akhirnya pada hari ke 6 el minta asi.

Sebelumnya sempat ada tetangga yang menyarankan untuk menyapih setelah sembuh, karena dulu anaknya pernah disapih setelah kena flu singapore. Mendengar saran tersebut saya tawarkan minuman susu uht saat el meminta susu asi. Ehh... Ternyata el dengan tanpa perlawanan langsung mau minum susu uht. Tidak hanya susu uht, terkadang el minum jus ataupun air putih.

Pada malam harinya el sempat terbangun dan meminta air, langsung saya kasih minum pakai gelas dan digendong sebentar sampai tidur kembali. Hal ini berlanjut sampai 4 hari. Setelah seminggu el sudah jarang minta minum tengah malam dan bisa tidur sampai pagi.

Menyapih dengan cinta rasanya membuat kelekalatan hati saya ke el semakin hangat. Kadang tanpa alasan el mencium saya. Saya sebagai mama harus belajar percaya pada anak, karena dengan kepercayaan kita dia dapat berkembang dengan percaya diri. Tiap tahapan tumbuh kembangnya harus saya nikmati karena hal itu tidak dapat berulang. ;)

No comments:

Post a Comment