Memang benar kata orang tua kalau mau naruh barang jangan geletakan atau sembarangan, baik di rumah ataupun di tempat umum. Kata-kata yang biasanya saya respon sambil lalu, sekarang saya rasakan sendiri akibatnya. Seperti obat, kalau ga pahit ya ga bikin sembuh. Demikian juga yang saya alami kamis lalu, tepatnya tgl 26 Maret 2015.
Kejadian ini bermula ketika seorang kenalan mampir ke rumah saya. Saya baru mengenalnya akhir tahun 2014 lalu. Baru pertama kali bertemu dan kami cepat akrab karena saya dan dia termasuk orang yang periang dan suka bercanda. Kami pun bertukar no hp dan pin bb. Lama berselang tiba-tiba kamis lalu beliau mampir ke rumah saya tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Saya yang biasanya jarang kedatangan tamu langsung saja merasa senang dan menyambutnya. Tanpa sadar hape yang sebelumnya saya charge di ruang tamu, tempat kami tadi duduk bersama. Tiba-tiba raib bersamaan dengan kepulangannya. Langsung saja saya tertunduk lesu setelah hape saya hilang. Lalu kenalan saya itu tiba-tiba datang kembali, pikir saya mungkin dia mau mengembalikan. Ternyata yang terjadi malah sebaliknya. Dia buru-buru memarkirkan motor dan masuk ke rumah saya dan mengatakan gelang emasnya hilang seberat 18 gr dan meminta ijin menggeledah ruang tamu saya. Saya balik mempertanyakan hape saya dan hanya dijawab dengan, "Saya ga tau, tadi saya ga lihat ada hape di sana. Silahkan saja geledah tas dan motor saya." Ya jelas saja dengan pedenya beliau mempersilahkan saya menggeledah wong tadi udah sempet pergi dari rumah saya.
Setelah bongkar-bongkar ruang tamu saya dan tidak menemukan apapun beliau pamit pulang. Saya ingin sekali memojokkan dan menuduh beliau tapi saya tidak punya cukup bukti. Yang saya sayangkan adalah beliau adalah seorang wanita yang cantik, punya anak, punya pekerjaan dan keluarganya termasuk berada. Kok ya tega ngambil barang orang lain. Yahh,, tapi apa mau dikata.. tindakan kejahatan bisa terjadi bukan karena niat pelakunya tapi juga karena adanya kesempatan.
Saya jadi teringat dengan buku yang saya baca karangan Robert T. Kiyosaki yang berjudul Rich Dad, Poor Dad, disitu ada salah satu kutipan yang sangat mengena di hati saya.
"Kamu harus mengubah sudut pandangmu, berhentilah menyalahkan saya, jangan memikirkan bahwa sayalah masalahnya. Jika kamu berpikir bahwa sayalah masalahnya. Maka kamu harus mengubah saya. Jika kamu menyadari bahwa kamulah masalahnya, maka kamu dapat mengubah dirimu, belajar sesuatu dan tumbuh lebih bijaksana. Kebanyakan orang meninginkan orang lain di dunia untuk berubah kecuali diri mereka sendiri. Saya katakan, lebih mudah untuk mengubah diri anda sendiri daripada mengubah setiap orang lain atau mengharapkan orang lain berubah."Mengingat hal tersebut, saya harus mawas diri, lebih hati-hati dalam meletakkan barang, lebih bijaksana dan banyak lagi hal yang bisa saya petik dari kejadian tersebut.